Minggu, 20 November 2011

Rancangan Solusi Bencana Banjir..

A.   
Permasalahan


KENDARI, KOMPAS.com — Hujan yang mengguyur Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, sejak Sabtu (25/6/2011) hingga Minggu (26/6/2011) pagi, mengakibatkan ratusan rumah penduduk di Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari (Kota Lama), terendam banjir.      
Rumah warga termasuk satu sekolah dasar (SD) dan asrama tentara (Kodim) juga ikut terendam banjir dengan ketinggian antara 30 cm hingga 1 meter.      
Banjir  disebabkan karena bobolnya tanggul sungai  yang berada di bibir gunung dengan pembatas rumah warga di wilayah itu, sehingga air meluap ke rumah-rumah penduduk.   
Salah seorang warga di Kelurahan Kampung Salo, La Ode Ashar, mengatakan, banjir yang menggenangi rumah penduduk merupakan banjir kiriman dari Kelurahan Gunung Jati dan beberapa kelurahan yang ada di sekitar kawasan itu. "Banjir kali ini merupakan terburuk sepanjang tujuh tahun terakhir yang pada tahun 1998 juga pernah terjadi dengan menenggelamkan rumah warga," katanya.        

Ia mengatakan, meski terjadi banjir, hingga saat ini belum ada laporan terkait korban jiwa akibat banjir itu. Belum diketahui jumlah kerugian yang diderita ratusan warga yang bermukim di wilayah itu, namun menurut Ashar, tim dari Aparat TNI Korem 143/Haluoleo dibantu dengan warga masih melakukan evakuasi warga untuk diungsikan ke tempat yang lebih aman.      
Hasil pantauan Antara menyebutkan, selain kelurahan di Kampung Salo (kota lama) yang tergenang banjir, juga beberapa kawasan yang berada di kerendahan ikut tergenang banjir seperti di Polsekta Mandonga dan beberapa rumah asrama anggota polisi ikut terendam.      
Beberapa kawasan kompleks perumahan di Kelurahan Lepo-Lepo dan Wundudopi, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, memang sudah menjadi langganan banjir saat hujan deras tiba.        
Hingga berita ini diturunkan, suasana Kota Kendari masih diterpa hujan, tetapi tidak sederas yang terjadi pada malam hari.




B. Solusi  


1.     Tindakan Preventif
-          Membuat lubang resapan biopori (LBR) di berbagai tempat sebagai upaya mencegah terjadinya banjir.
-          Membagi tong sampah menjadi 3 jenis; yaitu Non-organik, Organik, dan Kertas.
-          Mendaur ulang sampah yang ada di TPA (tempat pembuangan akhir) untuk dijadikan barang yang lebih berguna.
-          Membuat bendungan di sungai/danau tertentu untuk dapat menahan air yang berlebihan.
-          Membuat/mengalokasikan sebagian dari air untuk dijadikan sumber tenaga listrik bertenaga air (PLTA).

2.    Tindakan Kuratif
-          Membuat sanksi terhadap orang yang membuang sampah sembarangan maupun mengotori lingkungan sekitarnya, juga bagi orang yang merusak lingkungan dengan menebang pohon untuk dijadikan tempat hunian, dsb.
-          Membuat denda bagi orang yang terdapat membuang sampah sembarangan.

3.     Tindakan Rehabilitatif
-          Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar, seperti membersihkan selokan, membuang sampah yang tidak pada tempatnya, dll.
-          Menanam pohon maupun tumbuhan lainnya yang dapat menetralisir air yang berlebihan dalam tanah.

4.    Tindakan Promotif
-          Mengadakan sosialisasi/seminar mengenai cara mengantisipasi terjadinya banjir dengan memberitahukan akibat yang terjadi apabila banjir tersebut terjadi di daerah mereka.
-          Mengadakan lomba kebersihan lingkungan dan lomba mendaur ulang sampah di berbagai lingkungan/daerah.
-          Membuat poster-poster gerakan untuk tidak mengotori lingkungan yang ada.
-          Memfasilitasi warga sekitar dengan alat-alat yang dapat membantu pencegahan bencana banjir seperti alat pembuat LBR (lubang resapan biopori), tong sampah yang baru, serok, sapu lidi, dsb.


Nama         : Rocky Simon Hia
Kelas          : XI IPA 5

Rancangan Solusi Bencana Banjir

Rancangan Solusi Bencana Banjirr